ASPEK-ASPEK PENILAIAN
DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Abdul Munif
Disusun oleh :
Asmak Anisah 15420113
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun untuk menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Yogyakarta, 9 Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan 1
PEMBAHASAN
Pengertian Penilaian 2
Aspek-Aspek Penilaian 2
Contoh aplikasi dalam Rumusan Indikator 6
PENUTUP
Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Pembelajaran merupakan bagian dari proses pendidikan. Sebagai proses yang terjadi antara guru dengan siswa. Setiap pembelajaran hendaknya dilakukan evaluasi untuk mengukur sejauh mana siswa dapat menerima pelajaran, mengukur metode yang digunakan sejauh mana sudah baik ataukah belum, dan lain sebagainya. Jadi dapat diartikan evaluasi sebagai proses menentukan nilai dari segala sesuatu dalam pendidikan. Evaluasi dilakukan dengan tujuan menentukan kemajuan pendidikan dibandingkan tujuan yang telah ditentukan dan sebagai usaha untuk memperolah informasi berupa umpan balik penyempurnaan pendidikan.
Dalam dunia pendidikan subjek evaluasi adalah orang yang melakukan evaluasi yang disebut dengan evaluator. Evaluator dapat berupa seorang guru atau petugas yang bertugas untuk melakukan evaluasi. Ada beberapa aspek yang dinilai dalam melakukan evaluasi. Dalam makalah akan dibahas mengenai aspek-aspek penilaian evaluasi.
Rumusan Masalah
Dari makalah ini dirumuskan dengan rumusan masalah sebagai berikut:
Apa itu penilaian?
Bagaimana evaluasi dalam ranah kognitif?
Bagaimana evaluasi dalam ranah afektif?
Bagaimana evaluasi dalam ranah psikomotorik?
Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui dan memahami penilaian
Untuk mengetahui dan memahami evaluasi dalam ranah kognitif
Untuk mengetahui dan memahami evaluasi dalam ranah afektif
Untuk mengetahui dan memahami evaluasi dalam ranah psikomotorik
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Penilaian
Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti: mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk. Penilaian adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik. Penilaian juga merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur tingkat pencapaian siswa dalam belajar yang diperoleh melalui penerapan program pengajaran tertentu dalam tempo yang relatif singkat. Jadi, penilaian itu bersifat kualitatif.
Aspek-Aspek Penilaian
Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan dipegangi dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip kebualatan, dengan prinsip mana evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadapa peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif), dan pengamalannya (aspek psikomotorik).
Sebagaimana dimaklumi dalam sejarah pengukuran dan penilaian pendidikan, tercatat bahwa pada kurun waktu tahun empat puluhan beberapa orang pakar pendidikan di Amerika Serikat yaitu Benjamin S. Bloom, M.D. Englehart, E. Furst, W.H. Hill, Daniel R. Kratwohl dan didukung pula oleh Ralph E. Tylor, mengembangkan suatu metode pengklasifikasian tujuan pendidikan yang disebut taxonomy. Karya Bloom dan kawan-kawan ini berjudul: Taxonomy of Educational Objectivies (1956) yang berpendapat bahwa tujuan pendidikan mengacu pada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu: (1) ranah proses berpikir (cognitive domain), ranah nilai atau sikap (affective domain), dan ranah keterampilan (psychomotor domain).
Ranah Kognitif (cognitive domain)
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.
Pengetahuan (knowledge)
Yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, bahkan mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan yang meliputi fakta, kaidah, prinsip, serta metode yang diketahui.
Pemahaman (comprehension)
Yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah itu diketahui atau diingat, mencakup kemampuan untuk makna atau arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain. Kemampuan ini dapat dijabarkan ke dalam tiga bentuk yaitu menerjemahkan (translation), mengintepretasi (interpretation), dan mengekstrapolasi (extrapolation).
Penerapan (application)
Yaitu kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, metode-metode, dan teori-teori dalam situasi yang baru dan konkret. Pengukuran kemampuan ini umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan melalui pendekatan ini siswa dihadapkan pada suatu masalah yang perlu dipecahkan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.
Analisis (analysis)
Yaitu kemampuan seseorang untuk menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantaranya. Kemampuan analisis ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu analisis unsur, analisis hubungan, dan analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi.
Sintesis (synthesis)
Yaitu kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari kemampuan analisis, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola yang baru dan dinyatakan dengan membuat suatu rencana.
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan jenjang berpikir yang paling tinggi dalam ranah kognitif ini, yang merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai, atau ide, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal dan mempertanggung jawabkan pendapat itu berdasarkan kriteria tertentu yang dinyatakan dengan kemampuan memberikan penilaian terhadap sesuatu hal.
Tujuan belajar kognitif dapat dinilai melalui tes lisan maupun tulisan. Tes tulisan bisa berbentuk tes objektif, seperti benar-salah, menjodohkan, pilihan berganda, dan jawaban singkat. Dan tes esai yang dapat dipergunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengukur, menghubungkan, mengintegrasikan dan menilai suatu ide.
Ranah Afektif (affective domain)
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya apabila ia telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri belajar afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti pehatiannya terhadap pelajaran fisika maka ia akan meningkatkan kedisiplinannya terhadap bidang fisika dan sains di sekolah.
Penerimaan (receiving)
Mencakup kepekaan akan adanya suatu rangsangan dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan tersebut, yang dinyatakan dengan memperhatikan sesuatu, walaupun perhatian itu masih bersifat pasif. Dipandang dari segi pembelajaran, jenjang ini berhubungan dengan upaya menimbulkan, memepertahankan, dan mengarahkan perhatian siswa.
Partisipasi (responding)
Mencakup merelakan memperhatikan secara aktif dan turut berpartisipasi dalam suatu kegiatan, yang dinyatakan dengan memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan.
Penilaian atau penentuan sikap (valuing)
Mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan memposisikan diri sesuai dengan penilaian itu. Artinya, mulai nampak suatu sikap yang dinyatakan dengan tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin, baik berupa perkataan maupun tindakan.
Organisasi (organization)
Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan, yang dinyatakan dalam pengembangan suatu perangkat nilai.
Pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex)
Mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sehari-hari sehingga pada dirinya dijadikan pedoman yang nyata dan jelas dalam berbagai bidang kehidupan.
Untuk menilai tujuan belajar siswa yang berhubungan dengan sikap dan nilai, maka perlu dikumpulkan data siswa dengan berbagai cara, bisa dilakukan dengan cara meneliti tingkah lakunya, meminta pendapat dari temannya.
Ranah Psikomotorik (psychomotoric domain)
Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Penilaian pada aspek psikomotorik ini sebenarnya merupakan lanjutan dari asfek kognitif (memahami sesuatu) dan asfek afektif (kecenderungan untuk berprilaku).
Persepsi (perception)
Mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan, yang dinyatakan dengan adanya suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran kaan hadirnya rangsangan dan perbedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada.
Kesiapan (set)
Mencakup untuk mempersiapkan menghadapi keadaan yang ada di ruang lingkupnya mengenai kesiapan mental dan jasmani.
Gerakan terbimbing (guided responce)
Mencakup kemampuan untuk melakukan gerak-gerik yang dinyatakan dengan menggerakan anggota tubuh menurut contoh yang telah diberikan.
Gerakan yang terbiasa (mechanical responce)
Mencakup kemampuan untuk melakukan serangkaian gerakan dengan lancar, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan, karena ia sudah mendapat latihan yang cukup, yang dinyatakan dengan menggerakan anggota-anggota tubuhnya.
Gerakan yang kompleks (complex response)
Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas berbagai komponen, dengan lancar, tepat, dan efisien, yang dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan.
Penyesuaian pola gerakan (adjusment)
Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran.
Kreativitas (ceativity)
Mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak yang baru, yang dilakukan atas inisiatif sendiri. Hanya orang-orang yang berketerampilan tinggi dan berani berpikir kreatif, akan mampu mencapai tingkat kesempurnaan ini.
Aspek penilaian belajar psikomotorik berbeda dengan cara menilai tujuan belajar kognitif. Tidak semua tujuan belajar psikomotorik dapat diukur dengan tes, melainkan tujuan belajar yang bersifat keterampilan ini dapat diukur dengan kemampuan atau keterampilan siswa dalam mengerjakan sesuatu.
Contoh Aplikasi dalam Rumusan Indikator
MATRIK 3.1. Rumusan Indikator yang memuat Hasil Belajar Kognitif dalam Kurikulum PAI SMP
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
Siswa mampu membaca, menghafal, mengartikan, dan menyalin Surah At-Tin
Siswa dapat:
Menghafal Surah At-Tin
Mengartikan Surah At-Tin
Surah At-Tin
Siswa beriman kepada Allah dan memahami sifat-sifat-Nya
Siswa dapat:
Menjelaskan pengertian iman kepada Allah
Menjelaskan sifat-sifat wajib dan mustahil bagi Allah
Iman kepada Allah
Siswa beriman kepada malaikat Allah dan mengetahui tugas-tugasnya.
Siswa dapat:
Menjelaskan pengertian iman kepada malaikat Allah
Menyebutkan nama-nama malaikat dan tugasnya
Menjelaskan sifat-sifat malaikat Allah
Menjelaskan perbedaan malaikat dan makhluk ghaib yang lainnya
Iman kepada malaikat Allah
Siswa berhati lembut, setia, kerja keras, tekun dan ulet
Siswa dapat:
Menjelaskan pengertian hati lembut, setia, kerja keras, tekun, dan ulet
Mengartikan dalil naqli tentang berhati lembut, setia, kerja keras, tekun, dan ulet
Menjelaskan manfaat berhati lembut, setia, kerja keras, tekun, dan ulet
Berhati lembut, setia, kerja keras, tekun, dan ulet
MATRIK 3.1. Rumusan Indikator yang memuat Hasil Belajar Afektif dalam Kurikulum PAI SMP
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
Siswa mampu meneladani Allah melalui lima Asma-Nya (Asmaul Husna)
Siswa dapat:
Bersikap sesuai dengan lima Asma Allah (Asmaul Husna)
Lima Asmaul Husna (Al-Aziz, Al-Wahab, Al-Fattah, Al-Qayyum, dan Al-Hadi)
Siswa berhati lembut, setia, kerja keras, tekun, dan ulet
Siswa dapat:
Menunjukkan semangat kerja
Menunjukkan keuletan dalam berusaha
Menunjukkan ketekunan dalam belajar
Menunjukkan hasil kerja yang baik
Berhati lembut, setia, kerja keras, tekun, dan ulet
Siswa melakukan puasa sunah Senin, Kamis, Syawal, dan Arafah
Siswa dapat:
Mempraktikkan puasa sunah Senin, Kamis, Syawal, dan Arafah
Puasa Senin, Kamis, Syawal, dan Arafah
Siswa menerapkan ketentuan hukum Islam tenatng makanan dan minuman
Siswa dapat:
Hukum Islam tentang makanan dan minuman
MATRIK 3.1. Rumusan Indikator yang memuat Hasil Belajar Psikomotorik dalam Kurikulum PAI SMP
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
Siswa mampu membaca dan menyalin Surah At-Tin
Siswa dapat:
Membaca Surah AT-Tin
Menyalin Surah Ay-Tin
Surah At-Tin
Siswa berhati lembut, setia, kerja keras, tekun, dan ulet
Siswa dapat:
Membaca dalil naqli tentang berhati lembut, setia, kerja keras, tekun, dan ulet
Berhati lembut, setia, kerja keras, tekun, dan ulet
Siswa mampu melakukan taharah (bersuci)
Siswa dapat:
Mempraktikkan cara mensucikan najis dan hadas
Mempraktikkan cara wudlu dan tayamum
Taharah (bersuci)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian itu berarti memberikan keputusan baik atau buruk terhadap sesuatu. Penilaian meliputi tiga aspek yaitu, aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Aspek kognitif terdiri dari meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek afektif terdiri dari penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan pembentukan pola hidup. Aspek psikomotorik terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreatifitas.
Saran
Sebagai mahasiswa kita harus mampu menggunakan aspek aspek penilaian dengan sebaik-baiknya. Dan kita sebagai calon guru harus mampu memahami aspek-aspek tersebut sehingga sebagai ajang untuk melatih calon guru dalam menilai siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu
Thoha, M. Chabib. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Program dan Isntrumen Evaluasi. Jakarta: Rineka
Cipta
Sukiman. 2012. Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
kenapa???
kenapa?? selalu orang lain melihat dari apa yang nampak saat ini, ia tak pernah melihat bagaimana proses yang telah dilakukan sebelumnya. ...
-
ASPEK-ASPEK PENILAIAN DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Dosen Pengampu : Abdul M...
-
BAHASA JAWA YOGYAKARTA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiolinguistik Dosen Pengampu : Dr. Sembodo Ardi Widodo, S.Ag., M....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar